Halaman

Senin, 15 Juni 2020

praktik Pancasila bebas sila


praktik Pancasila bebas sila

Karena hanya rumusan saja yang tersurat di Preambule UUD NRI 1945. Maka, pertama, pewaris noto negoro merasa tak ada Pancasila. Kedua, tidak ada sanksi moral kalau tak pakai sila-sila. Lebih gaya modis pakai asas nasakom. Merasa sejajar dengan bangsa besar penduduk tapi minim ajaran politik.

Kecerdasan logis-politis ditumbuhkembangkan sejak dalam kandungan. Bahkan agar silsilah darah-politik tetap murni tak tercampur dengan darah kebanyakkan, tak dioplos dengan darah rakyat papan bawah. Apalagi terkontaminasi oleh darah kaum bangsa miskin karena keturunan.

Maka daripada itu, ikhwal ber-Pancaasila berbasis logis-politis adalah anak bangsa, tunas bangsa maupun bumiputera, putra-putri asli daerah gemar “main kursi”.  Paham sejarah kejadian alami berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa) yang menjadi bahan baku simbol K (kursi). Tak perlu pakai simbol alat pemersatu bangsa.

Lanjut dengan babakan politik-kreatif. Selama umat beragama nusantara masih mempersoalkan ajarannya dengan atau menjadi olok-olok politik, canda politik. Langsung masuk bahasa langit. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar