Halaman

Selasa, 23 Juni 2020

andalkan leluhur bukan nilai luhur diri


andalkan leluhur bukan nilai luhur diri

Wajar tak pakai debat liwat baku mulut. Dunia pewayangan saja sudah punya tata adegan siapa nantinya menjadi apa. Agar tampak nilai juang diri, selain gemblengan kawah Candradimuka. Dikenal pola tapabrata, bukan untuk mencari pesugihan. Cari kesaktian anugerah dewa. Jurus atau ajian maut plus senjata pamungkas.

Zaman peradaban manusia pemakan manusia, untuk mencari kesaktian tidak perlu bertapa di hutan belantara. Duduk demo unjuk raga di pucuk gunung sampah. Semedi di pertemuan dua arus sungai. Ngelakoni urip jauh dari dunia ramai, menyendiri pantang masak, hanya perlu bawa bekal secukupnya. Ini pun masih banyak fakta tak terliput.

Tepatnya, agar bisa sakti mendadak, cukup menghambakan diri ke penguasa. Terdaftar selaku barisan berani malu partai politik. Istana kepresidenan, markas besar partai menjadi pusat bagi-bagi kursi. Asal kuat-kuat diri ngelakoni lakon apa saja. Pilih bebas biaya politik menjadi bolo dupak.

Bursa konco dhewe, jelas pakai tarif progresif, tarif berganda, berlapis bak lelang kursi bertuah, keramat, ajaib bak lampu Aladin. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar