riuh berbuih semangat
Pancasila nusantara
Semakin diolah menjadi naskah
akademik, kian menggelitik. Peluang bagi petarung untuk laga bebas. Akrobat di
semua aspek kehidupan berbangsa, bernegara. Angan-angan politik membubung bak
asap. Bak gelembung tiup. Nusantara menjadi ajang pembauran aliran global yang
menawarkan jabatan kekal. Minimal jabatan serial, mulai dari desa/kelurahan.
Mantra politik bukan diangkat dari
warisan lelugur bangsa sendiri. Ikut arus kuat agar kebal libas dan tahan gempa
politik lokal.
Rasanya tak perlu heran binti gumun.
Setiap suku bangsa, selain punya bahasa daerah, ternyata punya definisi
kecerdasan. Meskipun tidak ada kesepakatan antar para ahli untuk mendefinisikannya
secara baku. Daya cerdas anak bangsa, tunas bangsa bisa disimak dari aspek
disiplin ilmu.
Pendekatan teori atau sistem
panutan. Media massa arus utama yang menjadu corong – bukan salah ketik dari kata
congor – menjadikan stabil konsep kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences).
Dikarenakan nantinya akan terdapat kader
partai sejak dini bak punya kecerdasan rangkap 9. Analog dengan mitos nyawa
kucing.
Zonasi politik global, menjadikan gerakan
aksi kendali mutu daya cerdas berdasarkan multiple intelligences. Bahan baku
ajar sama untuk semua wilayah pendidikan nasional. Tidak ada partai politik unggulan,
favorit atau berklas dunia. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar