Halaman

Senin, 15 Juni 2020

riuh berbuih semangat Pancasila nusantara


riuh berbuih semangat Pancasila nusantara

Semakin diolah menjadi naskah akademik, kian menggelitik. Peluang bagi petarung untuk laga bebas. Akrobat di semua aspek kehidupan berbangsa, bernegara. Angan-angan politik membubung bak asap. Bak gelembung tiup. Nusantara menjadi ajang pembauran aliran global yang menawarkan jabatan kekal. Minimal jabatan serial, mulai dari desa/kelurahan.

Mantra politik bukan diangkat dari warisan lelugur bangsa sendiri. Ikut arus kuat agar kebal libas dan tahan gempa politik lokal.  

Rasanya tak perlu heran binti gumun. Setiap suku bangsa, selain punya bahasa daerah, ternyata punya definisi kecerdasan. Meskipun tidak ada kesepakatan antar para ahli untuk mendefinisikannya secara baku. Daya cerdas anak bangsa, tunas bangsa bisa disimak dari aspek disiplin ilmu.

Pendekatan teori atau sistem panutan. Media massa arus utama yang menjadu corong – bukan salah ketik dari kata congor – menjadikan stabil konsep kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences).  Dikarenakan nantinya akan terdapat kader partai sejak dini bak punya kecerdasan rangkap 9. Analog dengan mitos nyawa kucing.

Zonasi politik global, menjadikan gerakan aksi kendali mutu daya cerdas berdasarkan multiple intelligences. Bahan baku ajar sama untuk semua wilayah pendidikan nasional. Tidak ada partai politik unggulan, favorit atau berklas dunia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar