langkah heroik penguasa
bukan untuk melangkahi rakyat
Radikalisme fanatisme politik kelompok nasakomisme, khususnya non-agama,
tidak ada kapoknya. Bangga selaku anak cucu kawan kamrad alias konco dhewe. Tidak
hanya mengagungkan ujaran ajaran ateisme. Berbaur dengan isme Zionisme. Dikemas
liwat paket konstitusional. Bunga rampai ideologi Pancasila versi.
Nada-kunci kehidupan berbangsa dan bernegara mewujud simbolik semboyan “sama
rasa sama rata”. Alat kerja kaum buruh dan kalangan tanu, dijadikan lambang
negara Tembok Raksasa. Sesampainya di nusantara. Sebutan negara agraris
dibuktikan dengan konflik agraria antar periode. Nenek moyangku orang pelaut,
menjadi perwujudan tol laut.
Nelayan Madura getol uber ikan lokal nusantara sampai negera tetangga. Sedangkan,
pabrik terapung mengolah ikan nusantara berbendera Merah-Putih sebagai
penyamaran. Laut menjadi pasar transaksi bebas 24 jam.
Semboyan manusia memakan sesamanya (homo homini lupus), di nusantara
kalah beken. Manusia politik nusantara pemakan segala. Lembaga survei punya
resep politis. Bahwasanya angka melek politik rakyat dibuktikan dengan tidak
golput. Minimal ada bukti statistik, pemegang hak pilih sudah melaksanakan
kewajibannya secara langsung-umum-bebas-rahasia. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar