agama mendukung
kemudahan praktik Pancasila
Bukan
sebaliknya, apalagi dengan sengaja dan atau kelalaian, kealpaan malah
dibolak-balik dengan seksama. Ajaran agama tentang hubungan manusia dengan Allah
swt; terkait hubungan antar sesama manusia plus hubungan manusia dengan
makhluk, dengan alam lingkungan. Secara substansial maupun prosedural,
menggamblangkan apa itu narasi sila-sila.
Aliran kepercayaan,
animisme-dinamisme, paham keyakinan berbasis kebatinan sampai dogma politik adu
nasib masih menjadi ikatan semu antar suku bangsa nusantara. Drama politik “nasakom
jiwaku” terus berlanjut menyesuaikan zaman dan peradaban.
Peradaban
dunia tergantung laju penemuan teknologi yang memanjakan, memudahkan kinerja
manusia. Efektivitas, kemanfaatan teknologi baru terbarukan, kian nyata jika aksi
manusia di bawah kendali alat ciptaannya sendiri. Rasa ketergantungan sebegitu mendominasi
kehidupan harian 24 jam.
Apa boleh
buat, aneka bentuk alat bantu memperpendek pikiran dan akal sehat. Niat belum
bulat sudah langsung terealisasi. Sekedar iseng, tahu-tahu dampak sudah
berjubel, korban tiban tak terkira. Kecerdasan majemuk buatan, membuat.
Namun apa
daya atau daya apa, ternyata bahasa politik menentukan nasib nusantara antar
periode. Sudah masuk babakan menantang bahasa langit. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar