anak baru gaul politik
Sejarah lawak nusantara apakah
identik dengan dunia. Atau punya riwayat yang menjadi rujukan bangsa lain. Tumbuh
kembang sesuai adat atau memang bagian nyata dari kehidupan setiap status
sosial.
Langsung masuk ke pewayangan,
khususnya wayang kulit. Adegan goro-goro yang muncul di tengah malam, menjadi
favorit. Pandai-pandainya ki dalang (ngudal piwulang) teruji di adegan ini. Sarat
misi kondisional bermasyarakat. Pakem bahasa dalang, bebas sesuai batas kilas
balik, cerminan.
Substansi, materi berbangsa dan
bernegara yang serba saling. Dibeberkan dengan bahasa guyon parikeno. Tidak asal
hujat, jilat atau umbar kata makian, olok-olok. Bisa dan biasanya menampilkan
punakawan yang pelucu, pengocok perut. Menjadi hiburan utama penonton.
Pemirsa mudah terbahak karena sudah
punya info, persepsi, apriori tentang aneka kasus teranyarkan. Layak disajikan
sebagai banyolan, ketimbang Indonesia lawak klub liwat media massa TV. Akhirnya,
banyolan politik mendominasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bahasa tubuh sampai bahasa tutur
menjadi andalan pelaku banyolan politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar