sirkulasi adab
bermanusia vs rotasi dan revolusi bumi
Manusia dengan seperangkat dan kelengkapan akal sehat. Kian membuktikan
sinyelemen malaikat, bahwa manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi dan akan
saling menumpahkan darah. Kemajuan akal manusia tidak hanya mampu menembus
lapisan udara maupun lapisan bumi.
Sistem sebagai karya manusia malah mengendalikan kemanusiaan. Teknologi tatap
muka tanpa sekat waktu dan batas jarak. Anak bangsa badut (bawah dua tahun)
sampai tunas bangsa atas sewidak tahun, berlomba adu cerdas liwat karya, kriya
hasta karya. Tepatnya liwat ujung jari.
Tata surya tak bisa diintervensi akal dan ilmu manusia. tak demikian halnya
dengan tata rupa bumi. Ilmu berbasis geo-geo dipraktikkan demi kesejahteraan
umat manusia. Kiamat skala bumi sebagai bukti ringan peradaban manusia
menetapkan dan menterapkan akal pikirannya. Tak mau rugi dan tanpa modal.
Lingkungan hidup, bersih lingkungan, kawasan bebas asap rokok maupun asap karhutla
sampai geopolitik menjadi agenda global. Saling mangsa sesama selaku aplikasi berepisode
saling menumpahkan darah.
Politk etis, politik pampas perang, politik persemakmuran dan semaksud baik
terus bergulir mengalir tanpa batas akhir. Politik nusantara lebih berangkat
dari pengalaman hidup di bawah kaki penjajah. Bukan bak ksatria turun gunung,
bak ksatria piningit, bak kstaria muncul dari dasar bumi.
Nusantara eksis menjadi blok eksklusif di tengah gelombang peradaban dunia.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar