nasionalisme bukan abdi
global, hanya
Laju globalisasi dan komersialisasi kehidupan bernegara menyebabkan negara
berkembang kian kembang-kempis. Dasar negara menjadi agunan di pasar lelang bebas
terapung tanpa uang muka. Senyampang sebutan buruh tani, petani penggarap,
petani tanpa tanah (tunakisma) nyaris merata. Tetap tak ada ikatan, kaitan
dengan rekayasa genetik tanaman padi. Bukan kontra aksi bagi gratis traktor
tangan.
Suku bangsa Melayu, melaju sesuai protokol politik global. Menunjang prestasi
olah suku, olah samparan, olah sampean, olah kaki untuk sepak-menyepak antar
sesama. Sigap jegal bebas, libas di tempat dengan pihak beda pilihan. Diperkuat
krida kerajinan tangan oleh ujung jari mampu bernistaria.
Nasionalisme berperadaban anak bangsa pribumi bisa disimak liwat perilaku
pendukung setia kesebelasan daerah. Nasionalisme kerketuhanan kawanan penguasa
cukup lihat berita. Politik dibaptis sebagai agama bumi. Maka barangsiapa
mengotak-atik simbol partai, harus siap terkapar. Siap dibumihanguskan rata
dengan pangkuan ibu Pertiwi.
Ideologi kemasan lokal namun dengan konten, isi, muatan kandungan global. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar