Halaman

Sabtu, 27 Juni 2020

nasionalisme bukan abdi global, hanya


nasionalisme bukan abdi global, hanya

Laju globalisasi dan komersialisasi kehidupan bernegara menyebabkan negara berkembang kian kembang-kempis. Dasar negara menjadi agunan di pasar lelang bebas terapung tanpa uang muka. Senyampang sebutan buruh tani, petani penggarap, petani tanpa tanah (tunakisma) nyaris merata. Tetap tak ada ikatan, kaitan dengan rekayasa genetik tanaman padi. Bukan kontra aksi bagi gratis traktor tangan.

Suku bangsa Melayu, melaju sesuai protokol politik global. Menunjang prestasi olah suku, olah samparan, olah sampean, olah kaki untuk sepak-menyepak antar sesama. Sigap jegal bebas, libas di tempat dengan pihak beda pilihan. Diperkuat krida kerajinan tangan oleh ujung jari mampu bernistaria.

Nasionalisme berperadaban anak bangsa pribumi bisa disimak liwat perilaku pendukung setia kesebelasan daerah. Nasionalisme kerketuhanan kawanan penguasa cukup lihat berita. Politik dibaptis sebagai agama bumi. Maka barangsiapa mengotak-atik simbol partai, harus siap terkapar. Siap dibumihanguskan rata dengan pangkuan ibu Pertiwi.

Ideologi kemasan lokal namun dengan konten, isi, muatan kandungan global. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar