Halaman

Rabu, 24 Juni 2020

model demokrasi nusantara, anti demo plus alergi kritik


model demokrasi nusantara, anti demo plus alergi kritik

Demo masak emak-emak di hari Ibu nasional libur. Ganti bapak-bapak urus urusan rumah tangga. Hari perempuan kurang gaul, dianggap menambah deretan peluang pihak lain untuk tampil dominan. Sikap mendua kian nyata jika ada pasal hak perempuan di panggung politik. Sistem jatah, arisan, warisan atau sama-sama berpantat boleh adu debat, adu kuat, adu liat.

Alinea pertama alias pembuka, bukan mengajak pemirsa paham gender. Sekedar tahu judul dari aspek mendasar. Pendekatan yang diterapkan, dari sisi lain, arah beda yang tak diduga secara ilmiah. Namun justru menghasilkan apa adanya vs adanya apa.

Evaluasi, kilas balik, umpan balik, masukan, hasil banding-sanding-tanding, dengar suara rakyat, puja-puji media asing bersahabat maupun apa kata dunia. Ibarat menggusur buaya jemur gigi di daratan.

Fakta sejarah perpolitikkan nusantara membuktikan. Terdapat dua fakta utama, pokok yang menjadi biang segala biang:

Pertama. Politik hakikatnya sarat manfaat. Berjalan beriringan dengan sebaran agama Islam sejak zaman Rasulullah saw hingga akhir zaman. Di nusantara, praktik politik melahirkan bencana politik, dosa politik, penyakit politik, kendaraan politik, politik sebagai panglima, makar secara konstutisional sampai politik sebagai agama bumi. Tak terhitung, politik menjadi ilmu, hukum, bahasa. Efek samping berupa moral politik kian langka. Olok-olok politik bukti ringan ada budak politik dari kawanan penguasa.

Kedua. Ketika politik di tangan yang belum cukup umur. Jatuh ke pihak bukan haknya, pakai gaya warisan. Beralih tangan secara estafet ke bukan ahlinya, tidak berkecukupan ilmu, jam terbang maupun syarat dasar tak tertulis. Diwariskan kepada anak cucu yang belum dewasa, belum matang jiwa politiknya. Menyebabkan negara terjun bebas, justru karena sarat pilot yang serba merasa. Untuk negara kok coba-coba, kata pariwara obat kuat politik.

Sekian. Pembuktian dengan metode mendalami, memperluas, meningkatkan pemahaman atas aneka kasus-politik, skandal-politik. Hak politik pemirsa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar