paham pilih diam, pihak
lain penebar penabur data
Kita awali dengan
istilah gadget – bukan pasal gagap kaget, gagal kaget, gampang kaget – terbukti mujarab mendekatkan yang jauh
sekaligus menjauhkan yang dekat. Mempermudah yang sulit sekaligus mempersulit
yang mudah.
Generasi tunas bangsa gadget
mania amat ringan lidah tak bertulang maupun ringan (ujung) jari tangan. Apa
guna akal sehat, daya moral jika mau pamer ujaran nista berkelanjutan. Rekam jejak
pendidikan formal malah menjadi pematik aneka konflik horisontal. Lebih kejam
ketimbang makar.
Orang merasa cerdas jika
menguasai data dan tanpa ada pihak yang butuh, disebarluaskan dengan bumbu cita
rasanya, gaya bebas sarkasme. Kian banyak pihak merasa gerah, merasa sukses
sebagai pengolah, pengoplos, pengganda data.
Aneka jenis pewarna,
perasa, pengawet hasil proses kimiawi sangat membantu kesuburan data di tangan
ahlinya. Wajar bin lumrah, jika laju informasi dan iptek harus diimbangi agar
tidak tertinggal di kamar saja. Perlu daya jiwa untuk memilah memilih konten,
isi, muatan berdaya rusak akhlak bangsa Pancasila. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar