persamaan hidup hak
bermasyarakat, barangsiapa
Tak salah jika pihak pemerhati,
pengamat – lepas dari pasal selidik, sidik cari bukti awal – kian disimak untuk mendapatkan jaringan, jejaring pembentuk
persatuan, kesatuan. Kesibukan masyarakat di kantor lurah / balai desa.
Transaksi kebutuhan dapur di pasar tradisional. Sadar sehat atau jaga raga
tetap bugar dengan pembuktian kunjungan ke puskesmas.
Pengguna jalan pun bisa menunjukkan
status sosial. Lebih daripada itu, menghadapi tekanan yang sama akan ber-reaksi
menunjukkan komposisi asupan isi perut. Kaya serat dan gizi, butuh waktu cerna
membuat yang punya weteng pakai dalil alon-alon waton klakon. Tak perlu boros
klakson.
Lain pengetahuan pergizian, menu
cepat saji membuat penikmat cepat berpikir pendek. Praktis dan tak mau sibuk. Entah
apa namanya, ada asupan gampang diproses sebagai sumber energi positif. Daya
ledak tak mau kalah butuh penyaluran. Bukti ringan, jika tidak diproses jiwa
batin, mulut bebas berujar.
Jam kerja masyarakat. di lingkungan
tempat tinggal, petugas kebersihan tahu diri dengan harta buangan di bak
sampah. Ibu-ibu rumah tangga dengan usaha keluarga, industri rumah tangga
bangun di sepertiga malam. Jual menu sarapan khas rakyat. Dimakan di tempat atau dibungkus.
Lapangan kerja yang disiapkan
pemerintah, antara lain opang, ojol, bajaj kini punya jalur sendiri. Demikian
salah satu judul berita di Republika, Jumat, 26 Juni 2020. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar