Halaman

Jumat, 19 Juni 2020

anomali syahwat pancasila-nusantara, kebutuhan perut vs kepentingan bawah perut


anomali syahwat pancasila-nusantara, kebutuhan perut vs kepentingan bawah perut

Tak sebegitunya. Atau bahkan lebih, di luar ilmu penulis. Pemberitaan, penampakkan hanya sebatas puncak gunung es di laut bebas. Bukti medis logis-politis tercetak di atas padang pasir nyaris tak bertepi. Sapuan angin merubah wajah hamparan lautan pasir, setiap waktu. Rumit diprediksi kapan dan dampaknya.

Keterangan saksi maupun keterangan pelaku atau pelaksana tugas harian hidup berpancasila. Sama-sama merasa telah mengalami secara pribadi. Sama-sama merasa tahu persis sila-sila yang ia dengar sendiri, lihat dan saksikan sendiri atau alami sendiri, bukan kata orang lain plus serta mampu membeberkan alasan ketahuannya itu. Bagaimana dengan pembisik atau info yang layak dipercaya, dari orang kepercayaannya.

Bonus geopolitik nusantara menjadikan masa lalu selaku guru bagi masa depan bangsa dan negara. Salah kaprah. Mengulang, mendaur ulang kesalahan dan dosa politik masa lalu, dimodifikasi, dibaurkan, diakselerasikan, dikatalisasikan dengan sistem kepartaian, sistem pemerintahan serta pasal global.

Babakan kehidupan manusia yang mensejajarkan, memparalelkan urusan akhirat dengan urusan dunia. Utamakan urusan akhirat, maka akhirat dan dunia akan diraih. Latar belakang maupun halaman depan ikhwal religius ini, kian menguatkan ketertundukkan diri. Memakai bahasa hukum adalah tunduk pada syariat agamanya, toleran pada agama lain, dan hidup harmonis antar umat beragama. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar