degradasi nasionalisme
nusantara, solidaritas keindonesiaan vs ikatan semu kepartaian
Semakin multipartai akan berbanding lurus dengan kian masif “pengkerdilan
moral (moral miniaturization)”. Mengacu domain tata moral ini orang
mempersoalkan tentang benar-salah secara moral religi; baik-buruk, betul-keliru, bagus-jelek secara aklamasi
politis plus kawan-lawan, sekutu-seteru secara solidaritas sosial kebangsaan.
Jendela peluang dampak bonus demografi, berdampak pada perubahan gaya hidup politik
bebas. Saatnya membalik orientasi mereka terkait kebajikan moralitas kesetiaan
solidaritas, sadar politik bukan ideologi Pancasila.
Akal sehat politik dipahami sebagai tindakan demi tujuan menghalalkan
segala cara. Modus saling libas dalam ikatan, saling jegal sesama kawan partai
tapi beda urutan nomor jadi asal konstitusional, bebas hukum nasional.
Kawanan radikalis, ekstremis terindoktrinasi ajaran, ujaran pendidikan
politik bebas aktif. Pakai gaya apa saja asal gaya. Menghadapai lawan politik,
beda pilihan pakai jurus olok-olok politik dirasa belum manjur.
Alibi patuh, taat, loyal mencetak kawan partai yang pemakan segala. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar