Halaman

Minggu, 28 Juni 2020

degradasi nasionalisme nusantara, solidaritas keindonesiaan vs ikatan semu kepartaian


degradasi nasionalisme nusantara, solidaritas keindonesiaan vs ikatan semu kepartaian

Semakin multipartai akan berbanding lurus dengan kian masif “pengkerdilan moral (moral miniaturization)”. Mengacu domain tata moral ini orang mempersoalkan tentang benar-salah secara moral religi;  baik-buruk, betul-keliru, bagus-jelek secara aklamasi politis plus kawan-lawan, sekutu-seteru secara solidaritas sosial kebangsaan.

Jendela peluang dampak bonus demografi,  berdampak pada perubahan gaya hidup politik bebas. Saatnya membalik orientasi mereka terkait kebajikan moralitas kesetiaan solidaritas, sadar politik bukan ideologi Pancasila.

Akal sehat politik dipahami sebagai tindakan demi tujuan menghalalkan segala cara. Modus saling libas dalam ikatan, saling jegal sesama kawan partai tapi beda urutan nomor jadi asal konstitusional, bebas hukum nasional.

Kawanan radikalis, ekstremis terindoktrinasi ajaran, ujaran pendidikan politik bebas aktif. Pakai gaya apa saja asal gaya. Menghadapai lawan politik, beda pilihan pakai jurus olok-olok politik dirasa belum manjur.

Alibi patuh, taat, loyal mencetak kawan partai yang pemakan segala. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar