Halaman

Senin, 29 Juni 2020

kaos oblong lawas promo menjadi


kaos oblong  lawas promo menjadi

Kendati sudah seminggu atau bahkan satu dekade, kaos oblong kotor menumpuk belum dicuci. Tak mengganggu stock dan sirkulasi. Menambah bau iya. Padahal, saya jarang beli kaos. Kebanyakan dari anak, isteri, saudara maupun kaos sponsor. Pilihan warna disesuaikan dengan hem. Bijak pilih warna agar tak berkesan hanya itu-itu saja.

Kaos berkerah pun tiap hari gabti cukup untuk seminggu atau lebih. Kupakai ke masjid atau keperluan lain. Bukan untuk tidur, bahan cukup tebal. Bahkan sampai rumah, ganti dengan kaos oblong. Kaos jersey kutak punya. Alasan bahan mengkilat bikin silau. Singlet, sejak tahu kaos bukan tak suka. Seperti tak sopan.

Sedikit riwayat nyelekit. Sewaktu pakai kaos yang lubang leher kelihatan, dianggap ndeso. Dikira mau pamer. Laju peradaban, seragam alat negara pakai kaos oblong, warna khas angkatan atau polisi. Anak gaul sengaja  kaos lengan panjang dengan hem lengan pendek. Manset menunjang tampilan fesyen.

Bedanya pada ada kaos yang awet warna dan sebaliknya. Kaos lama, puluhan tahun tak loyo dan tidak lusuh. Ironis, kaos yang sengaja beli karena warna, selain luntur juga susah dilipat. Lebar kaos yang pas badan, jarak antar ketiak sekitar 3x kilan tangan. Ukuran angka, huruf bukan jaminan. Tergantung model potongan dan pola menjahit. Obrasan mepet mudah dedel.

Kaos yang dirasa kurang laik dipakai di tempat umum. Atau kasus lain. Akhirnya alih fungsi menjadi bungkus bantal. Pengalaman serap keringat diutamakan. Tak lupa sarung bantal seragam dengan sprei. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar