Halaman

Jumat, 05 Juni 2020

bangga menjadi tunas bangsa nusantara


bangga menjadi tunas bangsa nusantara

Rasa bangga terbentuk alami karena prestise bukan prestasi. Terjebak hidup-hidup, tanpa daya dan bersih status diri, akhirnya masuk nuansa frutasi kebangsaan. Menelan utuh pil pahit kehidupan berbangsa, bernegara antar waktu. Mudah mencerna asupan yang tampak bergengsi jika ikut secara aktif. Bahasa tubuh atau bentuk pernyataan diri bahwa sisa manusia merdeka masih bisa angkat bicara main ujaran bebas.

Bangga dengan prestasi leluhur sehingga tak mendapat kesempatan pembuktian diri. Tahu-tahu dihadapkan pada pilihan tunggal ikut gaya kosmopolitan (mengglobal) plus beban hidup cinta tanah air (patriotis) secara simbolis.

Masih ada pasal hidup yang diharapkan, yaitu cinta, setia dan bangga serta tanpa tedeng aling-aling selaku pengguna aktif aneka produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi negara.

Kebanggaan tentang wajah tunas bangsa nusantara harapan ibu Pertiwi. Sebutan bermasa depan, sigap 24 jam libas lawan politik dan sejenisnya. Tanpa komando, sesuai kontrak politik, terus dibuktikan selaku kebanggaan semu pilih tanding. Akhirnya  bangsa ini mengadalkan murah dan ramah alam berbentuk curah hujan merata di puncak krisis kemarau etika moral kebangsaan.

Apa yang dimaksud atau batasan tunas bangsa nusantara, apakah identik dengan pola aktif bonus demografi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar