bangga menjadi tunas bangsa nusantara
Rasa bangga terbentuk alami karena
prestise bukan prestasi. Terjebak hidup-hidup, tanpa daya dan bersih status
diri, akhirnya masuk nuansa frutasi kebangsaan. Menelan utuh pil pahit kehidupan
berbangsa, bernegara antar waktu. Mudah mencerna asupan yang tampak bergengsi
jika ikut secara aktif. Bahasa tubuh atau bentuk pernyataan diri bahwa sisa
manusia merdeka masih bisa angkat bicara main ujaran bebas.
Bangga dengan prestasi leluhur
sehingga tak mendapat kesempatan pembuktian diri. Tahu-tahu dihadapkan pada
pilihan tunggal ikut gaya kosmopolitan (mengglobal) plus beban hidup cinta
tanah air (patriotis) secara simbolis.
Masih ada pasal hidup yang diharapkan,
yaitu cinta, setia dan bangga serta tanpa tedeng aling-aling selaku pengguna
aktif aneka produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi negara.
Kebanggaan tentang wajah tunas
bangsa nusantara harapan ibu Pertiwi. Sebutan bermasa depan, sigap 24 jam libas
lawan politik dan sejenisnya. Tanpa komando, sesuai kontrak politik, terus
dibuktikan selaku kebanggaan semu pilih tanding. Akhirnya bangsa ini mengadalkan murah dan ramah alam
berbentuk curah hujan merata di puncak krisis kemarau etika moral kebangsaan.
Apa yang dimaksud atau batasan tunas
bangsa nusantara, apakah identik dengan pola aktif bonus demografi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar