politik apkiran vs
politik kapiran
Politik nusantara memang praktis, sederhana dan tidak terbang jauh. Apalagi
politik klasik hasil olahan akal manusia. Jauh dari kadar religi pemula
sekalipun. Ujar ajaran bahwa manusia bisa dilestarikan kedewaannya. Maksudnya darah
merah harus diimbangi dengan asas ateisme global. Proletar atau masih adanya
kesenjangan sosial rakyat, wong cilik menjadi ladang paham komunis.
Syarat utama ajukan untuk dapat ULN vs ladang utama paham komunisme,
dipelihara oleh negara tanpa syarat, bebas biaya admin, ongkir ditanggung pihak
yang tanggung. Kursi konstitusi menjadi berhala. Adat tolak bala agar pantat
tak mudah digeser, dilengserkan.
Larangan ilahiah bisa dikalahkan oleh pantangan alamiah, apalagi merasa daya
akal politik seolah ilmiah. Rumusan politik yang menjadikan manusia politik
pemangsa, pemakan, pelahap segala tanpa pantangan. Bara dendam politik
menjadikan iwanya matang sebelum jadi arang. Pasal kehidupan berbangsa dan
bernegara diperjudikan, digadaikan di pasar bebas dunia.
Nusantara tetap terobsesi gaya politik kamrad (kampret radikal). [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar