Halaman

Selasa, 23 Juni 2020

politik apkiran vs politik kapiran


politik apkiran vs politik kapiran

Politik nusantara memang praktis, sederhana dan tidak terbang jauh. Apalagi politik klasik hasil olahan akal manusia. Jauh dari kadar religi pemula sekalipun. Ujar ajaran bahwa manusia bisa dilestarikan kedewaannya. Maksudnya darah merah harus diimbangi dengan asas ateisme global. Proletar atau masih adanya kesenjangan sosial rakyat, wong cilik menjadi ladang paham komunis.

Syarat utama ajukan untuk dapat ULN vs ladang utama paham komunisme, dipelihara oleh negara tanpa syarat, bebas biaya admin, ongkir ditanggung pihak yang tanggung. Kursi konstitusi menjadi berhala. Adat tolak bala agar pantat tak mudah digeser, dilengserkan.

Larangan ilahiah bisa dikalahkan oleh pantangan alamiah, apalagi merasa daya akal politik seolah ilmiah. Rumusan politik yang menjadikan manusia politik pemangsa, pemakan, pelahap segala tanpa pantangan. Bara dendam politik menjadikan iwanya matang sebelum jadi arang. Pasal kehidupan berbangsa dan bernegara diperjudikan, digadaikan di pasar bebas dunia.

Nusantara tetap terobsesi gaya politik kamrad (kampret radikal). [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar