sigap tata nusantara
teranyarkan
Bagi penghuni kawasan perumahan
versi KPR-BTN, akhirnya mau tak mau ramah banjir. Lokasi yang merupakan alih
fungsi sawah. Sesuai lagu air mengalir ke dataran rendah. Irigasi alami
terputus secara teknis. Salah satu dampak jika sifat air dimanipulasi demi
pembangunan manusia. Karena merasa teman atau kawasan perumahan lain juga
bernasib sama. Malah menjadi hiburan lokal tanpa aktor.
Terlebih jika saat perendaman masih
betah, ada bantuan sembako dari pihak kelurahan. Rukun warga kian rukun jaga
lingkungan. Bersih lingkungan menjadi komoditas sosial tanpa kenal asal-usul.
Pada skala lebih luas, besar dan
heterogen. Masyarakat bangsa nusantara ramah agresi covid-19. Solidaritas dengan
skala global, pandemik. Bedanya, pendekatan ekonomi menjadi skala prioritas. Banyak
pihak yang mengklaim rugi Rp dalam sebulan. Betapa rakyat yang berpenghasilan
harian cukup puas dengan perolehan.
Tidak semua kabupaten/kota mengalami
nasib yang sama. Tapi mau tak mau ikut terdampak. Realisasi tahun anggaran 2020
terkoreksi drastis. Pilkada serentak 2020 mengalami perpanjangan duka dan
konflik politik lokal.
Sistem pendidikan nasional mengkuti
protokol kesehatan sebagai bukti bangsa cerdas karena taat asas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar