Halaman

Rabu, 24 Juni 2020

dilema generasi lampau batas, tanpa keringat sendiri vs jurus tenaga global


dilema generasi lampau batas, tanpa keringat sendiri vs jurus tenaga global

Sebutan generasi nusantara, semua penduduk, warga negara yang masih hidup, sehat dan berkecukupan lahir batin. Abaikan batasan usia atau umur, lupakan klasifikasi nomenklatur bonus demografi. Status politik hanya sekedar pembeda sumber pahala dan tingginya kursi dunia.

Wajar jika mata indra manusia politik memahami bahwa kursi kuas politik berwujud fisik, benda dapat dilihat, dapat diraba. Serta dapat dipanggil dengan umpan biaya politik. Perulangan sejarah paket “revolusi dan ideologi” tetap tak akan sepi peminat. Semakin diantipati secara moral kemasyarakatan, mereka akan semakin “berani mati demi”.

Pembangunan nasional yang menjadi kewajiban presiden, berjalan beriringan dengan paket politik. Percepatan pembangunan dengan penanaman modal asing atau penamaan semaksud. Lepas fakta geo(logi, grafi)politik nusantara menentukan nilai tukar, nilai jual, nilai tawar kandungan bumi ibu Pertiwi.

Penunjukkan langsung kawan pelaksana kerjasama paket “revolusi dan ideologi”. Praktik demokrasi multipartai hanya dimungkinkan perlindungan hukum atas nama baik penguasa, harga mati. Soal “nama besar” Pancasila di mata dunia lain, minimal di laga awal ASEAN, tergantung sentimen dinamis pasar bebas terapung. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar