judul olah kata tak
perlu dijelaskan
Soal merasa, seperti kesimpulan saya atas pengalaman berolah kata. Merasa
bahwa judul bisa menjadi faktor penentu ketertarikan calon pemirsa. Agak mendekati.
Soalnya, dengan bantuan mesin pencari versi mbah google, orang terakan kalimat
kunci. Artinya, judul bisa satu kata hingga dalam bentuk kalimat akademis.
Asumsi bahwa calon pemirsa di blogger selama 24 jam dari negara yang ada di
dunia. Minat saja atau ingin tahu sekali keadaan di nusantara. Penayangan menurut
negara per minggu, per bulan, 3 besar termasuk Indonesia. Bahkan per tahun.
Dibalik, pakai judul yang sering diincar, bukan jaminan langsung ada yang
berminat. Itulah misteri yang menjadi dorongan moral. Perlu doa mohon
kepada-Nya dibukakan hati, mampu membuat tulisan yang bermanfaat. Syarat ideal
jika per jam ada satu pemirsa.
Narasi, uraian, penjabaran judul menampilkan fakta berkenaan dengan judul. Sebab
akibat atau dari aspek lain, sisi berseberangan. Membuka wawasan diri sendiri,
melihat satu kasus dengan atau dari kasus yang lain. Secara bahasa hukum, mau
bilang sesuatu secara tidak langsung. Jelajah dunia dengan aneka pola kalimat
yang ujung-ujungnya mengarah.
Beban moral lainnya, semenjak awal alinea tersurat cikal bakal judul untuk
waktu berikut. Judul bisa sebagai kesimpulan rangkaia alinea yang tak harus
sambung-menyambung. Tiap alinea punya otoritas sampaikan argumen mendukung
judul atau sebaliknya menjadi saksi memberatkan.
Tak salah jika agar atraktif, penuh pesona pakai istilah disiplin ilmu
tertentu. Mengoplos adagium, membolak-balikkan fakta dalam peribahasa. Olah kata
berseni, memakai kalimat populer dalam seni suara, lagu klasik maupun pop.
Pasca pemersa bergelut menyimak uber fakta terkait judul langsung. Pencerahan
didapat dan dibawa pulang. Melihat sesuatu termasuk melihat yang tak terlihatnya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar