sekali berumur pantang
mundur
Teringat semboyan RRI Nusantara II Yogyakarta “sekali di udara tetap di
udara”. Lokasi kantor termasuk di pinggir kali Code. Masuk periwayatan
Pemberontakan G30S PKI, Kentungan. Mahmillub di BPA menyebutkan langsung. 2
pahrevol dari Yogyakarta, Katamso dan Sugiono.
Lanjut ke era reformasi yang sarat konflik politik multipartai. Nusantara
masuk jejaring dan jaringan bonus demografi. Jendela peluang malah membuat
aneka analisa sesuai disiplin ilmu ybs. Pendekatan ekonomi kian mengkibarkan
nasib kelompok umur, masih ekonomis-produktif atau lain pasal. Rancu dengan
penyebutan kelatahan adanya generasi milenial.
Fakta lapangan menunjukkan bahwa antara generasi bau kencur dengan generasi
baut tanah, bukan halangan untuk tetap eksis di jalur yang sama.
Selain peramalan perumuran, pihak yang merasa ahli masa depan berujar bebas
bahwa laga anatar generasi kian sengit. Dalil tanpa sekat waktu dan batas
jarak, membuat manusia nusantara yang lemah jiwa, sibuk mengamankan diri dari
kenyataan hidup.
Sadar diri selaku anak bangsa nusantara yang kadar umur dan atau usia tak
identik dengan bugar jiwa raga. Matang luar tapi unsur lokal masih hijau. Tampak
masak luar dalam, tapi daya religiusitas tampil getas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar