Halaman

Senin, 08 Juni 2020

agresi kolaborasi covid-19 vs segregasi ruang politik maya kowid-19


agresi kolaborasi covid-19 vs segregasi ruang politik maya kowid-19

Laju adab berbangsa plus bernegara meninggalkan lajur penyakit politik 2019. Kata makian, ujaran nista digubah menjadi olok-olok politik nasional. Liwat layanan biro jasa media massa bukan arus utama tapi tidak gratis. Mendongkrak martabat petahana. Peta politik, daerah pemilihan atau kantong suara tradisional memacu memicu kehidupan buatan di ruang politik maya.

Diskursus segregasi dan desegregasi ruang politik maya, hanya sekedar untuk memetakan dinamisme masyarakat akal sehat politik masih alami dengan pihak sebaliknya. Secara horizontal terdeteksi di aplikasi non-konvensional. Secara vertikal menjadi ajang tarung bebas, laga kandang yang masuk barisan pembantu presiden.

Tidak semua daerah, khususnya kabupaten/kota, terdampak serbuan arus masuk covid-19. Laporan nasional dengan pendekatan politik, dikemas ulang  sesuai bungkus dam label protokol kesehatan. Cerdas politik penguasa mengumpulkan barang bukti keterpenyakitan akibat covid-19 selaku syarat mendapatkan “bansos” maupun “banpol” dari badan dan atau negara donor.

Masyarakat rakyat dengan pengalaman hidup harian mampu tetap eksis dengan model normalisasi sesuai norma kemanusiaan. Beban hidup dan tekanan hidup menjadikan rakyat papan bawah kian mantap daya cengkeram dan stabilitas jiwa-raga. Mau apa lagi kawan pemirsa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar