senyampang umur masih
membentang di depan mata
Kamis senja 19 Syawal 1441H, alias
11 Juni 2020. Bukan sekedar malam jumatnya. Jam terakhir jelang azan maghrib
waktu setempat. Tak ada yang istimewa walau semua waktu tak ada yang buruk. Usai
bakar sampah daun rontok plus ranting. Lebih daripada itu, petik dua buah papaya.
Satu masak di pohon. Alhamdulillah, menu buka puasa se-kam garwo.
6 hari puasa Syawal garwo sudah
lunas. Saya baru empat hari, pas puasa tengah bulan. Karena umur, puasa tak
terasa lapar maupun haus. Hanya tak bisa beraktivitas fisik, sibuk urus
tanah-air-udara seperti hari lainnya. Memang enak kerja tak berkeringat. Penggunaan
energi selektif alami sesuai nafas hidung.
Pekerjaan ringan tapi berulang,
diam-diam menyerap energi simpanan sahur. Makanya, selang seling sesi atau item
pekerjaan. Paralel agar jiwa tak jenuh. Pakai masker antisipasi debu dan asas
taat protokol kesehatan tolak covid-19. Hobi menjadikan kerja rumahan, menjadi
meringankan pikiran.
Bahkan sebelum masuk kamar malam
hari. Sempatkan langkah kaki sambil berdoa mengelilingi blok perumahan. Arah kebalikan
jarum jam. Komunikasi dengan penjaga malam dan "penguasa malam". [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar