aksi dramatis negara vs
agresi covid-19
Ternyata, persatuan Indonesia selalu teruji secara internal. Namun apa kiranya
saat hadapi musuh bersama, skala global, pandemik, bernama covid-19. Terbukti pada
penggunan APBN plus tunjuk kurva kesakitan, kesembuhan, kematian.
Sikap daerah memang tergantung daya tahan penduduk maupun sosok tokoh
lokal. Ingat 20% anggaran diperuntukan untuk pendidikan. Terdapat pola zonasi
pada wilayah didik formal maupun pondok pesantren.
Selaku negara maju tak gentar hadapi lawan politik dalam negeri. Minggu pertama
negara darurat covid-19, sudah ada pihak yang tahu diri dengan kerugian
keuangan. Tak kurang, biro jasa ahli setrum, ikut-ikutan merasa rugi dan
diumumkan untuk umum.
Efektivitas karantina wilayah, di rumah saja, lintas antar daerah
disinkronkan plus kejadian lokal tak terendus. Momentum bagi komponen bangsa
yang peduli pilpres 2024. Lebih daripada itu, memanfaatkan suasana kebatinan
dan rasa prihatin bangsa dengan mempermainkan Pancasila. Kalau kandungan darah
nasionalisme kental, tak mungkin mau merobohkan negara liwat modus konstitusional
sekalipun. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar