Halaman

Senin, 15 Juni 2020

nusantara bermasa depan, nasakom jiwaku vs cerdas Pancasila


nusantara bermasa depan, nasakom jiwaku vs cerdas Pancasila

Merancang masa depan bangsa besar berkemajuan, berperadaban manusia unggul tanpa pertimbangan masa lalu. Sigap tanpa gagap menampung, memadukan, membaurkan sekaligus plus mencampuradukkan aneka aliran politik global. Tak pakai lama. Semua sudah ada aturan main. Tinggal ikuti saja malah keteteran binti lelet. Apalagi merintis buka jalan.

Perimbangan dari langkah bijak pemerintah mengelola bonus demografi. Angka harapan hidup atau tolok ukur semaksud, menjadikan anak bangsa, tunas bangsa nusantara sesuai gugus kendali mutu. Gerakan masyarakat sadar KB (keluarga berecana) tidak sekedar 2 anak cukup, keluarga catur warga atau rakyat papan bawah tetap eksis dengan status statis jati diri.

Pola hidup sederhana untuk rakyat, sedemikian sederhana. Tak bisa pakai asas BST (banding, sanding, tanding) dengan pas-pasan, berkecukupan, tak berkekurangan. Urusan bumbu dapur, semacam garam dapur, ironis dengan panjang pantai.

Bahan ajar sedini mungkin, pra-PAUD merupakan terjemahan dari kisah sukses bangsa besar, terbanyak populasi tapi miskin partai politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar