dampak setara covid-19,
bansos vs banpol
Pembangunan nasional zaman era rezim
Orde Baru liwat Repelita. Proyek transmigrasi untuk tampung relokasi penduduk,
bedol desa demi proyek strategis nasional. Pembebasan lahan skala administrasi,
teritorial kewilayahan demi pembangunan untuk kepentingan umum.
Penduduk yang menadapai ganti rugi
plus. Di tanah harapan, tanah garapan mendapat jaminan hidup selama belum
panen. Atau mampu memenuhi lebih setengah kebutuhan dasar – khsususnya pangan –
secara mandiri.
Akibat efek globalisasi, tantangan
pasar bebas dunia menjadikan perubahan drastis paradigma pembangunan nasional.
Pembangunan nasional mempunyai dua sisi yang kontradiktif. Salah satu sisi
masih murni dengan mewujudkan kebutuhan nasional. akumulasi dari kebutuhan
daerah dan atau rakyat.
Sisi yang lain begitu mendominasi. Mengakomodir
atau menterjemahkan kepentingan super- nasional. Memanjakan bangsa lain yang
akan berkunjung. Menjadi tamu kehormatan. Nusantara wajib buka-buka diri, ramah
investor sigap 24 jam.
Orde Baru menempa rakyat tangguh
menghadapi musuh negara yaitu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan. Berkat bentukan
negara multipartai pasca Orde Baru. Terjadi pemerataan, perluasan pendalaman
musuh negara.
Bukan sekedar “musuh dalam selimut”.
Malah sama-sama tegak selaku pengelenggara negara. Ada negara kembar di
nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar