Halaman

Minggu, 07 Juni 2020

ikuti ajakan damai mata


ikuti ajakan damai mata

Manusia unggul karena punya seperangkat sekaligus perlindungan akal untuk berpikir. Selemah-lemah akal jika ybs masih mampu mengakali orang lain. Juga tidak begitu juga. Masih ada pasal yang lebiuh cespleng. Yaitu bagaimana manusia merasa daya pikir  orang lain masih di bawah rerata dirinya.

Akhirnya, senasib bangsa masyarakat negara berkembang. Merasa jurus olok-olok politik yang digandakan liwat ujung jari tangannya, mampu mendikte pikiran orang lain. Menghipnotis dirinya agar menjadi pecundang bebas ongkos kirim. Sigap duduk manis 24 jaga jaga status statis.

Tunas bangsa nusantara selaku makhluk sosial tanpa kualifikasi. Bebas ada dimana saja tanpa merasa bersalah. Asal tanah bumi bisa dipijak, dipastikan merasa mampu bersuara liwat jasa TIK. Apalagi sedang asyik sendirian di bilik kenikmatan alias sibuk nongkrong plus nangkring di KM WC sendiri.

Kemampuan dan potensi konseptual manusia, mampu menggunakan pengetahuan alam fauna sebagai bahan keterdidikannya. Pasal bernafsu bak hewan pemaka segala, sudah dari sono-nya. Sejauh lidah tak merasa kesemutan. Masih bisa diwakilkan ke potensi jari tangan.

Manusia yang masih layak dibina adalah manusia yang memiliki kandungan unsur material (jasmani) dan muatan lokal immaterial (akal dan jiwa) di atas rerata. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar