ikuti ajakan damai mata
Manusia unggul karena punya seperangkat sekaligus perlindungan akal untuk
berpikir. Selemah-lemah akal jika ybs masih mampu mengakali orang lain. Juga tidak
begitu juga. Masih ada pasal yang lebiuh cespleng. Yaitu bagaimana manusia
merasa daya pikir orang lain masih di
bawah rerata dirinya.
Akhirnya, senasib bangsa masyarakat negara berkembang. Merasa jurus olok-olok
politik yang digandakan liwat ujung jari tangannya, mampu mendikte pikiran
orang lain. Menghipnotis dirinya agar menjadi pecundang bebas ongkos kirim. Sigap
duduk manis 24 jaga jaga status statis.
Tunas bangsa nusantara selaku makhluk sosial tanpa kualifikasi. Bebas ada
dimana saja tanpa merasa bersalah. Asal tanah bumi bisa dipijak, dipastikan
merasa mampu bersuara liwat jasa TIK. Apalagi sedang asyik sendirian di bilik
kenikmatan alias sibuk nongkrong plus nangkring di KM WC sendiri.
Kemampuan dan potensi konseptual manusia, mampu menggunakan pengetahuan
alam fauna sebagai bahan keterdidikannya. Pasal bernafsu bak hewan pemaka
segala, sudah dari sono-nya. Sejauh lidah
tak merasa kesemutan. Masih bisa diwakilkan ke potensi jari tangan.
Manusia yang masih layak dibina adalah manusia yang memiliki kandungan unsur
material (jasmani) dan muatan lokal immaterial (akal dan jiwa) di atas rerata. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar