Halaman

Selasa, 09 Juni 2020

repetisi adegan pembenaran agar tampak nyata benarnya


repetisi adegan pembenaran agar tampak nyata benarnya

Pengalaman hidup harian tak serta merta menjadikan tunas bangsa berpengalaman mengelola masalah dan kehidupan harian. Mulai dari adat kebiasaan bahwa jalani hidup secara alami. Kondisi yang ada dianggap seperti baisanya. Seperti merasa tak ada perubahan berkemajuan. Pertambahan usia pun tak berefek pada proses penuaan maupun pendewasaan.

Manusia bukannya secara sengaja mau menampakkan wataknya. Pola hidup terbetuk oleh asas menyalahkan keadaan. Cerdas diri merasa hidupnya diatur oleh waktu. Semakin cakap mendaur ulang kesalahan harian, makin merasa telah berlaku lurus-lurus saja. Kena semprit pinalti atau dapat kartu kuning, dianggap konsekuensi logis.

Teguran lisan alias saling mengingatkan antar pengguna nasib harian. Basa-basi tanda atensi.

Cuplikan kehidupan  bernegara yang tayang ulang di media massa arus utama. Sudah bersensor tanpa mengekor apa kata pemodal. Pokoknya,tampilkan kisah sukses pesohor. Abaikan respon pemirsa bernada setengah miring, sumbang, kurang lurus. Berharap atau malah ada pihak yang mereplikasi pada kehidupan  nyatanya.

Hari ini lebih berhasil ketimbang kemarin. Sekedar dengan cara tiap hari ganti busana bersih. Biar tampak beda dengan penampakkan yang liwat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar