daur ulang ateis
nusantara, prasetya vs pascasetya
Memangnya sampah, barang bekas berkualitas, efek samping produk gagal,
buangan alias apkiran. Namu di tangan ahlinya, disulap mendapat nilai tambah. Kebatinan,
kepercayaan atas tuah kuasa politik diformat secara konstitusional.
Pasal tak tertulis mistikus, takhayul, khayali, tradisi anismisme-dinamisme
seolah bak ajaran filosofis, filsafatis, falsafah berbasis okultisime. Anak suku bangsa pribumi,
sukabumi tak perlu merguru jauh-jauh sampai ke negeri China.
Arus budaya dengan bukti musik ngak-ngik-ngok zaman Orde Lama. Sampailah kejadian
gaya pria tulang lunak yang modis. Aroma irama musik genre udeducated people
menambah status sosial.
Pemakan bangku sekolah sampai tingkat akademis merasa selaku pemikir agamais.
“Fatwa” ujaran ajaran tak beda jauh dengan khazanah permakian, penistaan diri
secara redaksional. Bukti santai ada di media massa non arus utama. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar