Halaman

Kamis, 25 Juni 2020

olok-olok ala budak politik nusantara


olok-olok ala budak politik nusantara

Efek domino, efek karambol, efek samping keterbelakangan moral politilk. Pada saat semboyan Bhinneka Tunggal Ika diikrarkan, atau bahkan Sumpah Pemuda digemakan, suasana kepartaian masih belum mencuat. Bukan karena parpol yang sudah ada pra-merdeka seolah satu warna, satu jiwa dalam ikatan moral semu.

Ternyata semangat untuk bercaci maki sudah menggejala. Slogan, semboyan, snobis tanda tak mampu diri. Panutan, rujukan, acuan utama pada semboyan PKI untuk mengganyang musuh paket “revolusi dan ideologi”. Cek sejarah peradaban. Sesekali buka lembaran lama agar tak tergiur propaganda.

Aspek kejiwaan anak bangsa yang tak terkait golongan umur dan atau usia, masih rapuh bin labil. Mudah diisi dengan bahasa cerminan diri. Semangkin berumur berbanding lurus dengan daya guna kata makian. Nistaan, hinaan, hardikan. Seolah lupa bahwa dirinya hanya pelanjut suara orang lain. Menjadi pelantang suara yang rasanya heroik pilih tanding. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar