Halaman

Rabu, 03 Juni 2020

dekadensi moral politik nusantara, tidak bisa apa-apa vs apa-apa tidak bisa


dekadensi moral politik nusantara, tidak bisa apa-apa vs apa-apa tidak bisa

Hakikatnya, yang dimaksud bonus demografi adalah kondisi ketika terdapat potensi manfaat ekonomi, terjadi karena jumlah penduduk produktif lebih banyak dari jumlah penduduk usia non-produktif, atau angka rasio ketergantungan menurun di bawah angka 50. Kalau menyebut angka 50 berarti 50 per 100, atau 50 penduduk usia belum maupun sudah tidak produktif ditanggung oleh 100 penduduk usia kerja atau masih produktif (15–64 tahun).

Untuk memperoleh kemanfaatan berlapis dari bonus demografi hingga 2035, penduduk Indonesia harus tetap waras, sehat dan produktif secara sosial-ekonomi-politik dan dapat menjadi mesin penggerak ekonomi yang berkelanjutan. Jangan malah menjadi sumber konflik sosial, biang bencana politik antarkelas di masa depan.

Umumnya, pada rumah tangga, keluarga ada anggota keluarga yang masuk kategori seorang manusia Lanjut Usia. Memahami  efek, dampak Lanjut Usia bukan karena penurunan daya ingatan, gagal paham atau lelet mikir. Khususnya pemahaman atas perubahan kepribadian atau perilaku, kembali ke mental anak. Kembali ke fase bebas hukum agama.

Penyakit tua tak jauh-jauh dari kemunduran fungsi sel-sel tubuh dan menurunnya fungsi sistem imun tubuh sehingga muncul penyakit degeneratif. Adab kemanusiaan dipertaruhkan demi politik yang bebas saling libas.

Fakta lain menyebutkan, asupan gizi politik melebihi kebutuhan, daya tampung dan potensi anak bangsa pribumi nusantara. Muncul penyakit politik berlapis pada diri ybs dan tak merasa. Merasa pilih dan laik tanding melawan pihak beda warna partai. Apalagi beda pilihan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar