Halaman

Selasa, 16 Februari 2021

cadangan pangan nasional melampaui batas usia generasi

cadangan pangan nasional melampaui batas usia generasi

Tidak ada hubungan fungsional. Pakai rumusan agar nyambung. Bukan kaum nusantara jika tidak otak-atik matuk. Comot ramuan lokal untuk menstimulus akal bawah sadar. Racikan herbal, alami, organik saja cukup untuk memperkuat sistem pertahanan, ketahanan, daya tahan tubuh yang butuh.

 Substitusi beras, sehari tidak kunyah nasi, oplos beras dengan butiran lain menjadi modus irit beras. Sisi lain, generasi nusantara, cepat matang luar vs malas gedhé. Fenomena bonus demografi merangsang logika pakar bedah politik. Akhirnya, waktu bergulir menjadi penyelamat muka kebijakan yang tak pernah beraksi. Garis kecerdasan melek politik menambah model daya juang ideologi anak bangsa pribumi.

 Aroma irama praktik pendidikan politik di Indonesia berbasis sistem feodal. Dibalut perasa, pengawet, pewarna buatan maupun alami. Adukannya sesuai asas dinamisme dan animisme. Masih memperhitungkan bulan baik, hari baik, nama baik. Agar tampak nasionalis, ditambah ramuan tanggal ganjil dan atau tanggal genap.

Di negara supermaju pun, anak cucu ideologis, trah darah merah politik bukan pasal tabu, kasus aib. Banyak jalan menuju kursi presiden. Pengkaderan bentuk percepatan atau sejalan dengan pola pengkarbitan. Kader jenggot tetap lebih eksis atau cepat eksis. Sejak dini diorbitkan agar tak ketinggalan zaman. Yang penting ditampilkan sebelum waktunya. Agar tak grogi atau demam panggung. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar