Halaman

Sabtu, 13 Februari 2021

rakyat percaya, siapa yang layak dipercaya

 rakyat percaya, siapa yang layak dipercaya

Bukan seolah-olah lagi, jika kata, lema ‘R’ pada MPR, DPR menjadi kelas tersendiri. Lepas bebas dari sistem kepolitikan nusantara. Makanya, demokrasi dengan bukti aktual, faktual terwujud hanya pesta demokrasi. Artinya, begitu pesta rakyat selesai dalam sehari. Maka sisa waktu menjadi hak milik oknum partai politik yang terpilih.

 Rakyat berkebebasan menentukan nasib sendiri. Pemerintah, penyelenggara negara sebatas susun kebijakan publik. Agar uang Rp nasional bunyi nyaring untuk mendukung pembangunn nasional sampai bangun desa, maka daripada itu perlu mitra-Rp. Sebagai pelengkap tapi porsi bisa lebih kuat, lebih besar.

 Kebutuhan dasar bangsa menjadi asumsi penganggaran nasional. Akumulasi kebutuhan penduduk segala ukuran perut menjadi bahan pertimbangan. Padahal pertimbangan utama adalah kebutuhan kursi bagi peserta pesta demokrasi.

 Pilkades, yang mana desa masih menjadi épiséntrum kegempaan demokrasi. Kontak langsung 24 jam antara rakyat dengan kepala desa atau sebutan semaksud lainnya. Orang kuat lokal aneka atribut ditunjang partai politik selaku dasar legitimasi.

 Akumulasi “pesta rakyat desa” bukanlah menjadi pesta rakyat nusantara. Dominasi tirani minoritas, peninggalan penjajah bangsa peminum, berlanjut dengan asas tunggal berpancasila. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar