Halaman

Minggu, 28 Februari 2021

merasa tanpa tanding, mesin politik pincang tak terasa

 merasa tanpa tanding, mesin politik pincang tak terasa

Tahunya, mendadak bahan bakar habis. Boros energi untuk kinerja tahunan. Lebih percaya peta jalan ketimbang prakiraan cuaca politik domestik. Akurasi gonjang-ganjing politik global akibat perang dagang AS vs China. Balik arus mendadak sudah terbiasa. Mengolah fakta direkayasa, dipilah pilih bak “ABS” subversi Orde Baru.

 Ketahuan cuma andalkan tenaga dorong diplomasi kuda gigit besi. Pakai jasa tukang keplok, juru sorak, penggembira atau relawan bebas pasang badan dan pasang tarif kursi. Tirani minoritas terkendali sesuai semangat toleransi kompromistis. Masuk hitungan barter politik lokal nusantara. Makan siang gratis bikin mimpi di siang bolong berwujud.

 Karakter cinta politik lokal merupakan kemampuan awam yang sudah disandang kader pada pendidikan politik praktis. Utamakan kebijakan partai maka urusan negara terabaikan. Skala prioritas partai yang bunyi. Pergiliran plus perguliran budaya politik santun, sudah senyap sebelum lenyap. Daya serap informasi masa depan kalah dengan ketersediaan pasal karet. “Siapa menjadi apa” bukan kontrak mati.

 Tanpa konfirmasi, apapun bisa terjadi. Siapa mendadak tidak jadi apa-apa. Waktu memang tidak kenal waktu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar