Halaman

Selasa, 23 Februari 2021

politik serapan mbokdé mukiyo, dudu politik perasan

politik serapan mbokdé mukiyo, dudu politik perasan

 Jurus ilmu serapan mancanegara, malah bukan menjadi ilmu terapan. Balik adab memancing pukulan jarak jauh terpa wajah diri tanpa sanksi. Mati langkah akibat kerbau keberatan tanduk. Tindak tanduk manusia fungsi serap, peras, resap. Keberatan nama luhur leluhur. Ilmu dan jurus lokal kalah digdaya. Olah batin hanya membatin kapan bisa duduk manis tanpa keringat pribadi.

 Perut bangsa melayu khas nusantara. Kalau belum makan nasi, dibilang belum makan. Jajanan pasar: arem-arem, lontong, ketupat berbahan baku beras, ketan hanya sekedar pengisi perut ketimbang masuk angin. Kebijakan sehari tanpa nasi tidak ada efek pengaruh. Kebijakan impor beras jaga stabilitas cadangan beras nasional. Impor jagung pakan mendampingi. Diimbangi impor garam industri.

 Kadar politik domestik hanya sebatas jelang pesta demokrasi. Puncak prestasi berwujud narasi politik buat kampanye banding, sanding, tanding melawan pihak berseberangan. Dibawakan pakai gaya penjual obat di pinggir jalan. Atau obral ember BS plus produk olahan plastik, karet. Pot tanaman hias menjadi incaran keluarga di rumah (s)aja demi taat protokol kesehatan.

 Dasar negara diperas apuh hingga sampai perasan terakhir. Kembali ke asal galian. Maksudnya, mau membenarkan, niat meluruskan, tujuan melegitimasi jasa parpol rakitan jelang proklamasi.[HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar