Halaman

Kamis, 04 Februari 2021

standar nilai diri, multiguna untuk

standar nilai diri, multiguna untuk

 Tim penilai beda dengan tim yang lakukan uji kelayakan dan kepatutan calon tunggal. Pasangan tunggal pada pilkada serentak 2020 beda cerita dengan pasangan ganda campuran badminton. Penilai tidak punya hak memutuskan, sebatas memberikan masukan nilai jual cikap bakal pemimpin formal. Demi asas demokrastis bisa menabrak pagar, melanggar rambu-rambu adab bernegara.

 Hak menilai yang dimiliki setiap insan seorang manusia, bersifat subyektif. Sesuai kadar isi perut dan volume perut. Bebas menterapkan sekaligus menerapkan sistem pernilaian. Pertimbangan penilaian, cukup pakai daya akal sehatnya. Dukungan ilmu formal kalah pamor dengan jam terbang hidup layak ikut arus bebas berujar.

 Sadar dengan derajat ketahudirian sejak dini. Tanpa sengaja malah punya ilmu dan jurus peringan lidah, peringan mulut. Sedemikan ringan namun masih minta keringanan. Seringan mungkin, dikerjakan sambil meringankan tubuh. Saking ringan timbangan, karena faktor pertimbangan sangat ringan. Tekanan kehidupan malah kian berat dari semua aspek.

 Kendaraan politik yang hanya terbiasa dipakai angkut ayam sayur, kambing hitam, macan ompong atau penumpang gelap. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar