Halaman

Rabu, 24 Februari 2021

hina dina mbokdé mukiyo, dudu ora ana dina tanpa ngina

 hina dina mbokdé mukiyo, dudu ora ana dina tanpa ngina

 Bukan lebih bagus kredo ‘sehari tanpa nasi’. Lepas dari dalil ekonomi hidup sederhana rakyat, sehari makan sehari tidak. Menambah khazanah bermasyarakat, memperluas wawasan berbangsa dan atau mempercantik laku diri penyelenggara negara.

 Gaya bahasa sarkasme, satire, simbolik atau pasal tak tertulis dengan prinsip sekali ujar bebas 2 – 3 lawan politik terkapar. Dukungan jasa kemanfaatan media massa arus kuat menambah daya rusak persatuan bangsa. Pihak yang merasa dirugikan, kalau pelaku penista bukan orang biasa, lihat-lihat pasal terkait.

 Kalau pihak merasa terhina, ternista, tercemarkan nama baiknya dari kawanan penguasa, serta merta hukum berjalan dengan gagah. Baru dibilangin secara adab ketimuran, sesuai kearifan lokal alias dikritik, sontak malah loyalis yang meradang. Buang wajah saat tatap muka, layak dianggap melecehkan. Tertawa ditahan agar tidak terjadi polusi udara, pantas dilibas di tempat.

 Komponen kandungan ada maksud terang-terangan dengan modus sanjung agar yang disasar melambung dan mudah buka mulut. Buang sampah ke badan sungai berefek domino. Apalagi dilakukan secara massal, kolosal,kolektif kolegial. Banyak pihak terdampak. Tapi kalau ada oknum pejabat berlaku bak sampah masyarakat. pembawa plus penebar penabur penyakit masyarakat. Simak ikhwal ‘ybs telah berjasa kepada partai’. Perkara ditutup sebelum bergulir bebas.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar