Halaman

Jumat, 12 Februari 2021

weruh-weruhen sak durungé diweruhi

 weruh-weruhen sak durungé diweruhi

 Kejadian harian yang dialami manusia di muka bumi. Ada cuplikan masa depan yang ditayangkan liwat sarana mimpi malam. Kebanyakan melalui proses mimpi kosong melompong di siang bolong. Sambil bengong. Khususnya bagi besar harap ketimbang operasi senyap. Paralel antar episode, selain gerak linear. Melakukan beberapa kesibukan dalam batas penggal waktu yang sama.

 Perlu diperhatikan, bila manusia dengan multiprofesi, standar ganda, loyalitas mendua. Orientasi kehidupan sulit dijabarkan. Akhirnya pakai rambu-rambu, belok kiri boleh langsung; lurus jalan terus atau sigap damai di tempat dengan penguasa jalanan. Kebablasan namun terbiasa dan merasa wajar sesuai faktor ajar. Adab bermasyarakat masih terasa interaksi, sinergi dengan bahasa alam.

 Kacamata kuda dipakai oleh manusia politik untuk beraksi bebas di jalur bebas hambatan, lajur menyalip bernegara. Gerak berkemajuan anak bangsa nusantara “menjemput zaman”. Apa daya, rangkaian gerbong pembawa bangsa ke masa depan. Sarat penumpang gelap. Tidak berbadan gelap, tapi wajah tipikal plus busana khas mana.

 Proses legitimasi politik penguasa setara, saling menguatkan dengan hak-hak politik rakyat. Raih suara imitasi, aksi intimidasi penguasa, diskriminasi politik multipartai. Akankah sarat rambu-rambu aman berpancasila. Maka nusantara seperti yang sudah-sudah. Salah kaprah tapi kepalang basah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar