Halaman

Senin, 08 Februari 2021

negaranisasi daripada rakyat belantara dan kehidupan bermasyarakat nusantara

negaranisasi daripada rakyat belantara dan kehidupan bermasyarakat nusantara

Trilogi pembangunan (stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan) Pelita demi Pelita zaman Orde Baru. Format stabilitas politik, melalui penyederhanaan organisasi sosial politik, sebagai prasyarat ekonomi tumbuh berkembang. Tipikor, hak konstitusional penyelenggara negara.

 Di sektor politik, praktik rekayasa politik (melalui negaranisasi) dengan pola kendali, koordinasi, komunikasi, kontrol  sesuai skenario memarginalkan rakyat. Proses legislasi, kebijakan dan regulasi yang sesuai konspirasi, skenario global. Soal menguntungkan pemodal, lain soal.

 Skala negara, perputaran uang di dasar, di pasar rakyat, tak menambah gengsi. Oleh sebab itu perlu putaran uang arus atas, di permukaan, untuk mendongkrak wibawa negara. Yang mana, di mana akan mampu menenggelamkan nusantara dalam tumpukan ULN.

 Bagaimanapun juga, dari aspek konstitusinal, yuridis formal kebangsaan, yang namanya rakyat mendapat stigma kurang beruntung, uneducated people, permanent underclass, begitulah nasibnya. Demi menjaga wibawa negara, maka tak ayal penguasa akan menggunakan jurus dan ajian serba mégatéga. Bilamana perlu dengan pola hapus jejak dan riwayat sejarah tersangka.

 Biaya sehat dan ongkos cerdas ditanggung negara. Tanpa gaduh politik, rakyat tetap utamakan pendidikan bagi anaknya. Sesuai dengan tradisi keilmuan yang dialaminya. Soal ayo menjadi anak sehat, serahkan kepada kebijakan alam. Alam akan menyeleksi, akan menjaring dan menyaring sosok yang sejahtera. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar