Halaman

Senin, 08 Februari 2021

ringan di mulut, berat di takaran

 ringan di mulut, berat di takaran

 Bukan sebab-akibat, bukan proses ada masukan-ada keluaran. Ikut ranah adab bertutur kata, tata krama berujar bebas, pola adat buka mulut sesuai HAM. Identitas martabat kedirian seorang anak manusia, terbaca pada daya ucap srat cuap, cakap bercakap dilengkapi penguasaan bahasa sesuai umur. Bahasa tubuh produk ajar dan panutan di keluarga, rumah tangga.

 Rambu-rambu lalu lintas pun punya simbol terkait mulut manusia. “Harap senyap” terpampang di RS. Produk suara oleh mulut, bisa menghadirkan kebisingan. Bisikan lirih mmpu memancing emosi singa tidur. Tong kosong nyaring bunyinya, terasa lebih dimaklumi ketimbang akal minimal garang gaungnya.

 Membaurkan plus membenturkan menu kehidupan adab bermaysrakat dengan sistem berbangsa dan atau bernegara. Terjadi proses cepat matang sebelum waktunya sampai wujudan anti-matang. Nyaman matang di tempat, di bawah tempurung penguatkuasaan, di bawah teritorial zonasi bebas baku mulut. Dunia serasa dalam genggaman aba-aba.

 “jangan tunda kentut vs peram dendam politik” tayang di blogspor 2/11/2018 8:06 AM. Tanpa bau gas kentut. Aroma irama syahwat, saraf politik nusantara tetap membikin mabuk, membuat lupa daratan petugas, pekerja, pelaku, pegiat, penggila buruh partai politik. Membuat puyeng tenaga kerja politik yang sedang kontrak lima tahun. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar