Halaman

Minggu, 07 Februari 2021

tutugé suk mbésuk

tutugé suk mbésuk

 Debar jantung, denyut nadi, detak ubun-ubun tergantung derajat jiwa tenang ybs. Pergolakan jiwa diri secara mandiri sesuai guratan wajah, rajah tangan, nama sesuai ijazah maupun golongan darah. Harmonisasi dan sinkronisasi antar anggota tubuh untuk bersinergi demi dukung kebutuhan, keperluan, kepentingan bersama. Suka-suka pihak pemegang hak kendali diri.

 “Sangkan paran dumadi” beda makna dengan “dadi paran tutuhan”.

 Gejolak di masyarakat, acap dijadikan obyek politik. Campur tangan pemerintah setempat mapun alat negara, hamba hukum, sebatas melokalkan kasus. Bara kasus semakin dikendalikan atau diintimidasi, semakin membara. Pihak wakil rakyat dan wakil daerah di tingkat pusat ditambah kepala negara, hanya fokus pada skala nasional. Persoalan yang menyangkut wibawa negara di pentas dunia.

 Pada suku bangsa nusantara bersekutu bebas, pasal bebas tanah merdeka di bawah kendali mutu penguatkuasaan hukum politik. Pada sistem otonomi-daerahisme nusantara, urusan kuasa politik di bawah bidang kuasa pemodal multipihak, bandar politik lintas nasional. Efek domino biaya politik, anggaran demokrasi menyulap negeri ini. Dana kampanye non-budgeter penguasa tunggal Orde Baru dengan model kendaraan politik kebal hukum, tak terpengaruh pernasiban Pancasila Sakti. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar