Halaman

Selasa, 23 Februari 2021

gaplé vs domino

gaplé vs domino

 Berkat beda bahan kartu. Terjadilh klasifikasi pemain. Main gaplé, populer permainan rakyat tapi bukan dolanan bocah. Main domino bisa menjadi ajang bisnis, ajang judi. Dipertandingkan pada peringatan 17agustusan. Perorangan, kelompok atau antar RT. Butuh pemain ganda campuran atau murni, pemain tunggal. Ideal diikuti 4 (empat) pemain.

 Di lingkungan tempat tinggal, turnamen gaplé dimotori, disponsorri Ketua RT agar legal, resmi. Jam laga >22:00 waktu setempat. Karena bukan dolanan bocah. Asyik bermain tak kenal waktu, muncul watak kebocahan. Keyakinan lain selaku permainan otak, penuh strategi dan daya akal, anti pikun sejak dini. Kartu gaplé, habis pakai buang. Pemain unggulan mampu “menghafal” ciri cetakan atau ciri fisik.

 Efek domino – tentunya pada kartu yang bisa ditegakkan – terasa akrab di kuping bukan pemain. Mirip filsofi efek karambol. Semisal tabrakan beruntun di jalan. Jati diri seorang pemain bukan pada sebutan juara, kampiun, jagoan. Tapi kok bisa-bisanya tega main gaplé. Kendati tidak pakai taruhan uang bisa pakai aturan yang kalah dikenai sanksi, pinalti. 

Kapan akhir jam laga. Bersaing dengan pemulung berangkat kerja. Jasa terukur, teman penjaga malam. Suasana tidak senyap. Tempat musyawarah warga aneka agenda. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar