Halaman

Kamis, 11 Februari 2021

kritik, kriminalisasi manfaatan TIK

kritik, kriminalisasi manfaatan TIK

Buat apa kritik, lebih baik potong kuku sebelum mencakar muka sendiri. Buat apa cermin kalau malah menipu diri sendiri. Buat apa akal sehat ternyata tidak menyehatkan pikiran diri. Buat apa hidung cuma untuk mengendus bau kentut orang lain.

 Bahasa saja dengan pahaman memaparkan 3 rangkaian: krisis, kritik, kritis.

 Namun kiranya, apa daya budaya negara berkembang berkelanjutan. Membuktikan, barang siapa menjilat atasan lebih mulia ketimbang meludah ke atas, kepercik muka sendiri. Kesalahan administrasi, salah ketik, salah bahasa saat menggunakan jasa TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Menjadi hak penyalah guna, pelampau batas wewenang pihak yang berakal sehat.

 Begitulah bentuk nyata demokrasi nusantara, semakin didemo kian arogansi.

 Bilamana terjadi kebijakan pemrintah yang multitafsir, tumpang tindih, bias, dinamis. Utamakan keselamatan diri sampai tujuan. Jangan sampai mogok di tengah jalan, bisa minggir. Parkir di tempat aman dan damai di tempat. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar