Halaman

Senin, 08 Februari 2021

pengayoman perlindungan aksi kriminal penguasa

 pengayoman perlindungan aksi kriminal penguasa

Hanya terjadi di dunia pewayangan, agar aman. Wayang zaman agresi pandemi covid-19 berlatar belakang istana presiden. Sudah bukan kerajaan atau sebutan sestrata lainnya. Punggawa, abdi model hotel bintang lima sampai kelas pedagang kaki lima adu gengsi. Penguasa pemerintah beda wawasan dengan penguasa negara. Pewayang lokal mulai anak ingusan sampai anak berangasan.

 Karakter wayang sangat multidimensi. Nama menunjukkan watak. Beda gender, lawan jenis tapi nama identitas diri bisa sama. Lumrah akhiran nama berhuruf hidup. Identitas lokal menambah penjelasan asal-usul kedirian. Cenderung menggunakan akronim, singkatan nama agar mudah diucap dan diingat.

 Berkat tapabrata, gemblengan di kawah candradimuka atau dapat wahyu tiban, seseorang tanpa sengaja mendadak menjadi petugas partai wayang. Struktur hirarki pewayangan, gonta-ganti judul demi pemerataan anak wayang. Bolodupak, begundal bisa nangkring nongkrong kongkow bareng pejabat teras istana. Ungkapan bahasa Jawa kehabisan kata untuk gubah kata siratan. Efektivitas di rumah (s)aja mampu menyulap siapa saja. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar