Halaman

Kamis, 04 Februari 2021

gemar karang aturan sendiri

gemar karang aturan sendiri

Manusia dengan seganjil derajat kemanusiaan bawaan diri. Sesekali jenuh dengan rutinitas nyaris monoton. Tidak juga. Pertambahan umur dan atau usia berakibat berkurangnya potensi diri dan segenap tetek bengek penyerta. Kejadian ikutan membuat ybs tahu diri setelah liwat waktu.

 Wajar kemanusiaan timbul rasa mau cari alternatif suka-suka. Bebas berkemandirian. Tanpa efek pertimbangan apapun. Apalagi yang mempengaruhi timbangan amal di akhirat. Pikirnya, merasa diri akal sehat tampak di tampilan fisik. Ditunjang atribut warna partai yang identik selaku pejasa negara. Pemunya bakti total kepada Ibu Pertiwi tanpa berharap uang kembali.

 Kalkulasi standar kehidupan dunia, tanpa uang muka, bebas ongkos kirim sampai kebijakan lokal yang berubah sesuai tingkat kesulitan hidup. Dilema, dikotomi kehidupan harian lebih diakibatkan antara kaki kanan dengan kaki kiri sudah tidak sinkron. Otoritas otak terkendali oleh fakta eksternal. Perangkat hak mandiri tersedot untuk kepentingan umum yang lebih berdaulat, beraklamasi.

 Sistem demokrasi nusantara tertentukan oleh kebijakan tirani minoritas. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar