Halaman

Rabu, 03 Februari 2021

ibu rumga dan gas 3kg habis

ibu rumga dan gas 3kg habis

 Substansi judul belum komplit, masih setengah fakta. Dilengkapi malah tidak menarik. Informasi kalau setengah-setengah membuat penasaran pemirsa segala golongan usia dan ukuran bukti gender. Asas prasangka baik atas kejadian bertimbal balik. Karakter ybs atau menjadi fenomena keluarga yang pasutri sama-sama berkarier. Jadi, setengah fakta sisa, memang tak jauh-jauh dari sebutan wanita karier.

 Wanita pekerja rasanya tidak sebegitunya meninggalkan nuansa kewanitaan, citra keibuan. Latar belakang judul memang mau bedah ringan harmonisasi peran ganda perempuan. Di kawasan perumahan lawas versi KPR-BTN, apapun kejadian kehidupan bermasyarakat bisa terjadi. ‘Cinta Lokasi’ skala RT dan atau RW hal biasa. Anak ber-rumah tangga mandiri dan punya rumah satu blok dengan ortunya, semakin menambah daya rukun dan adab bertetangga.

 Terjadi perbedaan pertumbuhan dan pertambahan wujud bangunan rumah tinggal. Jika sang isteri berstatus ibu rumga, rumah terbangun layak huni. Ciri rumah kreditan sudah tidak tampak. Karakter tipe rumah kota, sekaligus antisipasi banjir langganan. Bentukan kota anyar, otonomi baru pisah diri dari kabupaten. Fakta peninggalan sawah padi terasa. Perumahan di bangun di atas lahan alih fungsi zaman Orde Baru.

 Rumah masa depan menjadi karakter rumah tinggal wanita karier. Tempat kumpul anak cucu. Lulus SMA sang anak tuntut ilmu ke PTN. Pasca wisuda lanjut kerja, ber-rumah tangga. Dan tidak balik ke rumah. Wajar jika muncul pertanyaan plus pernyataan, anak membantu renovasi rumah. Pasutri kembali ke posisi awal, berdua. Tersuratlah judul. Tangan prigel dan nyeni urusan rumah tangga, menjadi urusan wong lanang. Pensiunan wanita karier tidak serta merta ‘tutup buku’. Memanfaatkan jejaring, konektivitas sibuk dengan marketplace. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar