Halaman

Kamis, 18 Februari 2021

siklus plus daur ulang politik lima tahunan nusantara

siklus plus daur ulang politik lima tahunan nusantara

 Pakai lema, kata ‘nusantara’ sekedar batas waktu tanpa batas waktu. Soalnya, antara dulu dulu- sekali dengan sekarang ini yang sedang liwat. Tidak terjadi perubahan yang membuat anak bangsa rasa serasa berkemajuan. Tambah porsi makanan memang tuntutan isi perut. Untuk menghasilkan kinerja pas ukurn baju, dibutuhkan menu untuk sehari sekaligus.

 Rangkaian babakan kehidupan sesuai laju waktu bumi, manusia mengandalkan kejadian esok hari yang bukan hak miliknya. Berharap angin baik berpihak kepada dirinya. Peruntungan hari baik dan tanggal ganjil-genap. Serta liwat jalan kehidupan yang itu-itu juga. Daya ingat, hafal luar kepala, rekam jejak dua sisi membuat gaya basa-basi berubah drastis.

 Kehidupan bermasyarakat di tingkat rakyat, masih sesuai fungsi alamiah, ilmiah, ilahiah. Konflik vertikal nyaris senyap. Kecuali ada arogansi kolaborasi antara penguasa lokal dengan pengusaha lokal yang mempertahankan ‘lahan parkir’. Atau menjadi pagar betis ‘daerah hitam’.

 Cerdas rakyat menyimak pratanda alam, menjadi syarat substruktur pondasi utama kehidupan bermasyarakat. Ingat bahasan “rakyat percaya, siapa yang layak dipercaya”. Aspirasi wong-cilik ketika diterjemakan ke dalam bahasa dan kamus politik. Maka begitulah kejadian yang acap terjadi di tingkat kehidupan bernegara. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar