Halaman

Minggu, 28 Februari 2021

jika masih betah dan butuh nasi

 jika masih betah dan butuh nasi

 Saking lama kelamaan berlama-lama terjebak sibuk diri. Tanpa nyana, mertua liwat tak terasa. Lebih daripada itu, pihak luar protes mau infokan rumah kebakaran. Bukan itu. Beras berubah jadi nasi. Penadah kerak, intip mengular. Usaha keluarga, industri rumah tangga, produktivitas di rumah (s)aja kerak nasi bukan dengan proses tanak beras. Takaran pas jadi kerak. Gubah secara massal. Satu persatu tak keuber.

 Pengguna nasi secara proporsional  mendasari semangat nasionalis tanpa intip berkepercayaan, berkeyakinan. Kredo “4 sehat 5 sempurna” berlanjut dengan program nasional keluarga berencana “2 anak cukup” atau pola keluarga catur warga. Aspek politis menimpa pola dan modus periode bernegara, dua periode belum cukup.

 Nusantara bangga menjadi obyek perlintasan pasar bebas dunia. Bebas visa kunjungan. “Siap Tampung TKA Bebas Visa Kunjungan Kerja dari 169 Negara” tertnggal 4/29/2018 1:40 PM. Sikap inférior sisa efek penjajahan oleh bangsa asing, masih membara di tata krama masyarakat. Tak tanggung-tanggung, manusia sekaliber penguasa, merasa rendah diri jika bertatap muka dengan orang asing.

 Syarat kompetensi yang menjadikan TKA bebas masuk tanpa keluar. Nusantara dianggap atau berdaya tarik. Sebaliknya, kebijakan internasional mewajibkan negara berkembang tampung borong barang bekas atau sisa panen. Loakan global di nusantara bisa disulap jadi Rp plus mendongkrak nama baik pengguna. Bekas napi yang tidak kehilangan hak politiknya bisa ikut pilkada atau pemilu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar