Halaman

Minggu, 28 Februari 2021

sarat ujar vs kurang ajar

 sarat ujar vs kurang ajar

 Hukum keseimbangan matematis tidak berhal demikian. Justru kian tingai didikan akademis menjadikan diri ahli adu domba, peretak persatuan dan kesatuan, pemecah belah di semua celah kebersamaan. Multiefek praktik bebas 24 jam multipartai. Jauh dari jangkauan pasal berkemajuan adab berbangsa dan bernegara. Sudah kehendak zaman dan pembagian peran.

 Budaya instan merasuk ke praktik berpemerintahan. Legitimasi yang penuh pasal kebijakan. Ingat judul Lesmana “Mandrakumara kakèhan gapité”. Mosok, putera-puteri mahkota maunya dikarbit, dioplos, dikanibal, distimulus baru bisa berdiri tegak menapak, berpijak di atas sepasang kaki sendiri. secara mandiri.

 Berkat jasa TIK, ITE dan bentuk layanan swalayan tanpa tatap muka. Langsung berdampak plus efek domino bak deret ukur. Modal lidah tak bertulang dan efektivitas kinerja ujung jari tangan. tindak-tanduk pengingau menjadi alat kelengkapan fitnah formal penguasa. Relawan, suka-suka, juru dan atau ahli pengganda ujar nista diri tanpa bayar menjadi idaman manusia bebal.

Generasi medsos, tulang punggung aneka ujaran.Indonesia masih aktif, sibuk menghadapi beban berlapis, muatan ganda masalah kelayakan asupan gizi. Kompleksitas permasalahan overgizi yang multidimensional, menjadikan semua pihak berkewajiban mencegah tangkal sejak dini, agar generasi medsos tidak masuk jebakan “cepat matang luar vs malas gedhé”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar