Halaman

Senin, 01 Februari 2021

goreng dadakan vs kursi tiban

goreng dadakan vs kursi tiban

 Daya konstatasi penguasa untuk memprediksi, antisipasi, mitigasi keberlanjutan kisah sukses agresi pandemi covid-19 terasa nyata sesuai kebijakan kesehatan. Masalahnya, indikasi rakyat terdampak menjadi bahan pertimbangan politik. Asas ‘mufakat untuk musyawarah’ butuh waktu dan biaya tak terduga.

 Baru saja tersebut, tersurat bahwasanya agresi covid-19 sigap 24 jam vs menu politik dadakan. Hanya terjadi di negara berpancasila. Multipartai menambah pola rangkaian, jenjang dan mata rantai sistem birokrasi. Negara kepulauan kendati didukung afektivitas tol laut, semakin menambah gaya dan aksi otonomi dan otoritas daerah. Efek domino pilkada serentak 9 Desember 2020, eksistensi pemegang otoritas politik nasional.bukan.

 Filosofi wong Jawa bertutur santai, mendhem jero mikul dhuwur. Diterjemahbebaskan, modal keringat orangtua, sigap terima rayuan, iming-iming, suap dari pihak manapun. Asal jelas kebagian kursi konstitusi.

 Walhasil, kebijakan politik penguasa yang menentukan nasib rakyat seutuhnya. Aspirasi rakyat sudah terformat dalam semboyan atas nama rakyat. Wakil rakyat, wakil daerah sedemikian gagah, gigih memperjuangkan kursi kekuasaannya. Jangan sampai terjaring OTT KPK. Partai wong cilik sudah mampu mensejahterakan diri tujuh turunan. [HaéN]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar