Halaman

Sabtu, 27 Februari 2021

fatamorgana politik nusantara setara dimensi kursi

 fatamorgana politik nusantara setara dimensi kursi

 Faktor penentu praktik akal sehat seorang manusia wangsa nusantara, ternyata berasal dari hal yang mustahil, tak berwujud tapi nyata menurut logika, nalar, pikiran ybs. Visi dan misi pembangunn nasional liwat skema lima tahunan. Kisah sukses, kinerja, rekam jejak politik lebih terukur pada target fisik ketimbang sasaran fungsional, kemanfaatan, efektivitas.

 Pelita (pembangunan lima tahun) daripada era kuningisasi Orde Baru. Sejatinya menunjukkan daya pikir penguasa tunggal untuk menjadi penerus sistem presiden seumur hidup. Politisi sipil kurang taji untuk unjuk gigi. Saingan kuat baju hijau distigma presiden dari etnis Jawa lebih diterima. Sejarah seolah memihak upaya, usaha, kiat manusia yang total jenderal mewujudkan ambisi.

 Rasanya, jelang babak antar waktu reformasi, bukan babak akhir. Walau serasa ada pengakhiran secara membai buta. Tersirat pada tindak-tanduk total penguasa. Namanya politik menjelmakan siapa saja menjadi apa saja. Termasuk pemakan segala penyuka apa saja asal pas di perut. Sesuai ukuran bukaan mulut secara mandiri.

 Kesetiakawanan sosial tidak bisa dianalogikan menjadi kesetiakawanan politik. Politik tidak bisa dioplos, dikanibal dengan moral internal bangsa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar